Thursday, February 21, 2008

Mencari erti hidup di kampus UMS-KAL

Salam Mujahid,

Hari ini, sekali lagi perasan tidak puas hati memenuhi jiwa saya...
Apa yang aku tak puas hati?
Kenapa?

Persoalan begitu hanya menjadi tanda soal tanpa jawapan. Hati ku gusar. Tidak tenang. Apa yang tak puas hatinya? Tak tahu kenapa. Jiwa aku rasa kosong. Rasa menyesal membuak-buak memenuhi hatiku. Aku menyesal sebab tidak belajar Islam sungguh-sungguh, walaupun aku banyak beli buku untuk bacaan. Aku menyesal kerana tidak isi masa sungguh-sungguh untuk telaah ilmu takhassus ku. Aku menyesal kerana tidak fokus sungguh-sungguh pada kerja ku.

Setiap hari, ujian datang silih berganti. Aku mula panic dan bimbang. Aku cuba dapatkan nasihat sahabatku tentang perkara ini. Alhamdulillah, hatiku mula tenang sedikit. Jiwa ku tidak tenang kerana merasakan Allah tidak sayang padaku lagi. Apa kan tidak, aku selalu buat maksiat terang-terangan dihadapanNYa. Maksiat mata..maksiat telinga..maksiat tangan dan kaki..maksiat hati....aduh....banyaknya maksiat yang aku buat...setiap kali lepas buat, aku akan tersedar yang aku silap...tapi selepas beberapa ketika, aku akan ulangi secara sengaja atau tidak...aku rasa, aku ni hipokrit...aku sedih dengan diri aku sendiri...aku cuba buat yang terbaik, tapi ada saja yang menghalang...aku mula resah....aku mula panic...Kat manalah kedudukan aku di sisiNya...

Setiap kali aku online internet(aku pinjam laptop si harieady or nashad...terima kasih kalian...hanya Allah yang dapat balas jasa kalian dalam usahaku untuk perbaiki diri)...aku pinjam sahabat sebab masih tak mampu untuk miliki laptop sendiri...bila aku online, aku akan explore dan layari laman web berkaitan dengan politik, isu-isu semasa, dan yang paling aku suka adalah melayari laman-laman web atau blog sahabat-sahabat seperjuanagn dalam usaha mengislah diri dan memperjuangkan Islam...aku kagum dengan mereka...aku seronok, tenang dan gembira setiap kali melayari blog mereka..teringin aku nak kenali diri mereka..mereka pada aku adalah orang-orang yang soleh dan mampu jadi sahabat yang baik..tapi, aku??? jauh sangat taraf aku dengan mereka...mereka punyai ilmu islam yang membanggakan..punyai semangat perjuangan yang istiqamah...tapi, aku??aku rasa cemburu melihat peluang yang mereka ada untuk dalami islam...ada yang ambil jurusan pengajian islam di UM, UIA dan sekitar Malaysia..ada seorang muslimat bekas pelajar UM...dia menceritakan keadaan dia selama berada di UM, selain dia belajar di dewan kuliah, dia juga mengembara sekitar Malaysia untuk mencari ilmu Islam yang lain..dia gunakan duit PTPTN yang ada untuk tujuan tersebut..aku kagum dengan dia..dan ada juga yang sedang belajar di luar negara seperti Universiti al-Azhar di Mesir....sekali lagi membuak perasaan cemburu dihati ku..aku ingin sekali pergi ke Mesir..ingin sekali belajar di al-Azhar..tapi,apakan daya...hanya air mata yang dapat tenangkan hati aku...aku rindu nak belajar ilmu-ilmu islam di sana....rindu nak jadi orang soleh....rindu nak hidup dalam redha dan rahmat Allah...rindu banget...

Aku terfikir keadaanku kini...aku cuba bandingkan dengan mereka...sekarang, aku berada di Labuan...sebuah pulau yang kecil dan banyak kisah suka duka aku selama hampir 3 tahun ini...aku akan extend setahun lagi dan akan grad, insyaallah pada bulan september 2009...Aku hanya ada masa lebih kurang setahun untuk aku gunakan semaksima mungkin untuk aku mencari diri dan erti hidup yang sebenar...walau pada teorinya, aku tahu matlamat hidup dan tanggungjwabku pada diri, keluarga, negara dan ISLAM..tapi aku tidak puas hati dengan apa yang aku lakukan selama hampir 3 tahun ini....aku gagal maksimakan penggunakaan waktu untuk mentelaah ilmu Allah..aku gagal untuk menjadi hambaNya yang benar-benar taat...aku masih lagi gagal....aku harap baki setahun ini, aku dapat mencari diri yang sebenar...diri yang dapat memberi manfaat pada orang lain..diri yang dapat mengurus diri, masa, harta, emosi dan perasaan, serta mempunyai daya intelek yang dapat digunakan secara praktikal..bukan hanya pandai berteori sahaja....aku harap aku dapat mencari diri yang pandai berdikari dan tidak bergantung kepada family dan orang lain...hanya Allah sebenarnya tempat pergantungan yang mutlak...dan aku berharap juga agar baki masa setahun yang ada ini aku dapat didik nafsu ammarah ku...agar menjadi jinak sejinak nafsu mut-ma-in-nah....

Nah, aku sudah tahu, kenapa jiwaku tidak tenang...kenapa jiwa ku tidak puas hati selalu...aku harap aku dapat ubah agar hari ini menjadi lebih baik dari semalam dan esok akan jadi lebih baik dari hari ini....perjuangan masih jauh...jikalau diri sendiri tidak dapat dibentuk, tidak dapat di lenturkan...bagaimana nak bentuk dan didik bakal keluarga yang akan datang..apatah lagi masyarakat dan negara...jauh lagi perjalanan...

Aku kena berubah bermula saat ini....dan aku tidak akan jemu untuk terus perbaiki dir....aku sedar, aku pernah buat salah dan dosa pada Allah..aku benar-benar rasa bersalah dan tidak mahu ulangi lagi...tidak mahu langsung...dan sekarang, aku serahkan jiwa, jasad, dan hidupku pada Allah...aku serahkan padaNYa, bagaimana Dia nak bersihkan aku dari dosa-dosa yang lalu.harapanku, agar Dia uji aku dengan ujian yang aku sanggup hadapinya...Dia tahu keadaan hamba-hambaNya....

jiwaku bukan milik ku...jasadku bukan milikku...harta yang aku ada sekarang bukan milik ku...segala yang aku miliki sekarang bukanlah milik ku..aku hanya sebagai pemegang amanah dan akn ditanya kelak....begitu juga laptop yang aku gunakan ini...bukan milik ku...tapi milik ady...lepas ni, aku kena pulangkan laptop ni pada dia....

DOakan aku agar tabah dan tenang dalam mengharungi gelora perjuangan hidup ini, sahabat-sahabatku.....syukran..

Tuesday, February 19, 2008

Non-muslim iktiraf Islam as a Way of Life

Salam mujahid,
Saya ketemui artikel ini di satuumat.blogspot.com...
anda boleh rujuk semula...
semoga kkita makin menghargai islam yang kita anuti...


Hati saya melambung tinggi penuh dengan suka cita dan kebanggaan sebagai Muslim ketika sebuah grup nasyid melantunkan nada-nada penuh semangat pada acara Musda DPD PKS Kota Bandung yang diselenggarakan di Pusdai, Bandung, Ahad (07/05) lalu.Sebagian karena memang nasyid itu sangat menggetarkan hati, sebagian lagi karena beberapa jam sebelumnya saya baru saja dibuat terpana dengan salah satu episode talk show paling laris di dunia, yaitu The Oprah Winfrey Show.

Dalam episode yang ditayangkan siang itu, fokus pembicaraan adalah tentang diskriminasi rasialis terhadap umat Islam. Ceritanya, selama 30 hari penuh, seorang lelaki dari AS yang apriori terhadap Islam diajak tinggal bersama sebuah keluarga Muslim dan bahkan disuruh ‘menyamar’ sebagai seorang Muslim, lengkap dengan janggut dan pakaian gamis panjang seperti yang dipakai oleh orang-orang Arab. Salah satu misinya adalah mengenali kehidupan seorang Muslim yang sebenarnya dan merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang Muslim yang sering menerima diskriminasi oleh orang lain di AS.Singkat kata, ia merasakan betul bagaimana pahitnya menjadi seorang Muslim yang dicurigai hanya lantaran janggut dan baju gamis, padahal semua tuduhan itu sama sekali tanpa bukti. Ia telah berkeliling kota dengan penampilan seperti itu, dan respon instan yang diberikan orang-orang terhadapnya sangat menyakitkan.Bahkan sebagian besar warga AS yang diajaknya bicara secara terang-terangan menolak untuk tidak mendiskriminasikan umat Islam karena mereka yakin betul bahwa semua Muslim adalah teroris.

Di sisi lain, 30 hari yang dihabiskannya bersama sebuah keluarga Muslim benar-benar menunjukkan sebaliknya. Ia merasa bahwa keluarga itu sangat harmonis, dan meskipun banyak kebiasaan yang tidak dipahaminya, namun ia mengakui bahwa banyak masalah bisa terpecahkan dengan ajaran Islam. Salah satu bagian yang paling menarik adalah ketika lelaki itu duduk dan mengobrol bersama istri sang tuan rumah berdua di sebuah ruangan.Kemudian sang tuan rumah datang dan mengatakan bahwa dalam Islam dijelaskan bahwa ketika dua orang lawan jenis yang bukan muhrim dan bukan suami istri berada dalam satu ruangan, maka akan ada pihak ketiga bersama mereka, yaitu syetan.Hal pertama yang dipikirkan oleh sang lelaki non-Muslim tersebut adalah bahwa prinsip ini benar-benar gila.

Tapi di hadapan Oprah dan semua penonton di studio saat itu, akhirnya ia mengakui bahwa prinsip hubungan antar lawan jenis dalam Islam seperti demikian itu sepertinya benar-benar bisa mengakhiri banyak masalah yang terjadi dalam pergaulan di AS yang serba bebas.Pencabulan, perzinaan, penyimpangan seksual, perselingkuhan, sampai penyebaran HIV / AIDS pun bisa dicegah dengan cara ini, lebih efektif daripada cara apa pun. …dan saya pun terpana dengan mulut terbuka lebar mendengar pengakuannya. Saya tidak pernah menyangka seorang non-Muslim akan dengan begitu beraninya mengakui kebenaran Islam di hadapan begitu banyak kamera televisi.Dan walaupun saya mengakui keberanian Oprah dalam mengangkat tema-tema yang kontroversial, saya tetap terpana melihat bagaimana ia berani menggiring acara talk show tersebut dengan cara yang amat objektif. Maka sekarang jelaslah tugas kita semua.Anda bisa melihat sendiri betapa buruknya citra Islam di mata banyak orang.

Oprah telah membuka jalan bagi syiar Islam, yaitu dengan membuktikan bahwa keteladanan akan menghancurkan semua asumsi yang salah.Kalau mereka tidak mau percaya pada kata-kata, maka buktikanlah dengan perbuatan! Buktikanlah bahwa umat Islam bukan teroris! Kita harus membuktikan bahwa kita adalah sebenar-benarnya umat terbaik (khairu ummah) yang mampu memberikan solusi bagi seisi bumi. Kita harus menjadi bagian dari solusi, bukan justru menjadi beban. Dan kita memang mampu memberikan solusi, asalkan kita terus berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tidak ada petunjuk yang lebih jernih daripada keduanya. Sesungguhnya kebenaran adalah kebenaran. Tidak peduli ras mana pun, bangsa apa pun, atau bagaimana pun keadaannya, kebenaran akan selalu diterima sebagai kebenaran. Kalau mereka menolak, mungkin karena mereka belum melihat buktinya.
Tugas kita sekarang adalah memberi pembuktian!

Ini adalah salah satu bukti agar kita tidak ragu-ragu dengan Islam yang kita anuti...kita wajib bersyukur kerana diberi peluang oleh Allah untuk mendapat nikmat Islam ini......

Thursday, February 14, 2008

Orang Muda Dan Politik

Salam Mujahid,

Oleh: Mohd Dzul Khairi Mohd Noor
Presiden GAMIS sesi 07/08

Kadang-kadang agak boring menjadi student yang dikongkong dengan pelbagai sekatan khususnya Akta Universiti dan Kolej Universiti (AUKU). Kalau dikatakan yang mengikat anjing daripada bertindak liar dan ganas kepada orang lain adalah rantainya, maka yang merantai berkembangnya pemikiran dan meluasnya ufuk pandangan student adalah AUKU.

Saya tertarik dengan satu kata-kata yang menggambarkan keadaan dan dilemma yang sedang melanda orang-orang cerdik pandai masa sekarang. Singa berhati kambing. Ia merupakan seekor singa yang garang tetapi ia memiliki hati seekor kambing yang takutkan serigala. Seekor singa yang dianggap sebagai raja rimba, memiliki kapasiti mekaluk yang tinggi dan kekuatan yang tekal. Tetapi malangnya singa tersebut telah di’santau’ sehingga akhirnya ia tidak lagi mampu memburu sebaliknya diburu. Santau itu telah membuatkan singa yang garang dan berkuasa itu seperti kambing yang hanya meragut rumput, tiada cabaran dan tidak perlu bersusah payah. Singa yang berhati singa akan berusaha mengejar buruan untuk mengisi perut yang kelaparan. Ia akan berlari pantas semata-mata mengejar buruan dan ngaumannya sahaja sudah cukup untuk menakutkan. Segala kijang dan rusa serta binatang-binatang lain akan gentar dan gementar, ada yang terus terpaku tidak bergerak dan ada yang berlari ‘kecil kepala’.

Tapi singa sekarang hanya disuap dan disuap. Rumput sudah disediakan sehingga biologi kehidupan singa itu berubah. Ia tidak lagi bernafsu melihat kijang yang berlari, lagipun ia berasa malas sekali mengejar kijang yang kencang berlari itu. Ia akan melihat dengan lerekan mata tetapi tidak mempunyai daya. Akhirnya, ia hanya mengisi perutnya dengan rumput yang diberikan tuannya.
Itulah keadaan student pengajian tinggi masa sekarang. Mereka hanya terperap dalam bilik-bilik kuliah, kononnya dengan berada dalam bilik kuliah, ilmu mereka bertambah dan mereka akan berkembang. Mereka lupa bahawa pemimpin yang memegang tampuk dunia tidak lahir dalam bilik-bilik kuliah, sebaliknya pemimpin dalam kancah derita masyarakat.

Saya berasa kehairanan apabila student dilarang berpolitik. Biasanya nasihat yang diberikan adalah, “Kamu belajar dulu, lepas belajar kamu buatlah apa sahaja yang kamu suka”. Lepas belajar, nasihat yang bakal menyusul adalah, “Kalau kamu terlibat dengan politik, karier kamu akan terancam”. Begitu juga biasa nasihat yang diberikan adalah, “Apa lagi yang kamu tidak berpuas hati? Bukankah kerajaan telah menyediakan segalanya kepada kamu”.

Kalau saya menjadi penganalisis politik, akan saya katakan kerajaan sanggup melakukan apa sahaja demi politik. Kerajaan telah mempolitikkan institusi-institusi pengajian tinggi. Malah mereka boleh mengongkong yang bergelar professor, professor madya, malah naib-naib canselor berserta timbalan-timbalan mereka. Semua orang ketakutan. Budaya paranoia semakin menular. Paranoia itu kemudiannya ditanam dalam diri student yang menjadi mangsa keadaan. Saya berpandangan mahasiswa dan sesiapa sahaja staff universiti sepatutnya dibenarkan berpolitik. Ini tidak, ada sahaja mata-mata yang bertindak memberikan laporan jika ada mana-mana terlibat dengan politik. Yang menjadi perisik, mereka tidak sedar bahawa kiri dan kanan mereka juga ada perisik yang disediakan khusus oleh Allah untuk mengawal selia mereka.

Benarkan orang muda berpolitik, dan jangan sekali-kali mempolitikkan mereka. Apabila budaya mempolitikkan sesuatu perkara, itulah menjadi penyebab utama perkembangan tidak dapat diteruskan dengan sempurna. Ia menjadi sempit dari hari ke hari, dari masa ke masa, dari tika ke tika.
Tuan-tuan guru dipolitikkan, pensyarah dipolitikkan, student begitu juga, malah pekebun-pekebun dan pesawah termasuklah suri rumah sekalipun dipolitikkan. Mereka ditakut-takutkan. Sehingga sangat pelik apabila penjual burger pun ketakutan.

Saya cukup hairan. Apakah kerajaan berbangga dan bersenang hati dapat mengekang dan mengongkong rakyat mereka? Apakah mereka mendabik dada apabila mereka tampak kuat dengan mengurangkan kekuatan orang lain serta hanya mempamerkan kelemahan orang?
Kenapa student tidak dilarang daripada terlibat dalam program-program maksiat seperti reality tv. Kenapa student tidak dilarang daripada menyertai pesta-pesta maksiat dengan menghantar mata-mata mengawal? Kenapa mata-mata hanya bertindak menjaga orang yang berdemonstrasi mempertahankan kebenaran, berpolitik demi kesejahteraan?. Ternyata mereka buta, dan mata hati mereka juga turut buta.
Akhirnya, singa yang sepatutnya menjadikan kijang sebagai santapan hanya terpaksa meneruskan tabiat kambing dengan makanan rutinnya.

P/S: Saya amat tertarik dengan artikel beliau ini...tujuan saya letakkan dalam blog saya supaya sahabat-sahabat dapat renung dan berfikir juga bertindak....untuk lebih lanjut, boleh terus ke blog beliau..http://dzulkhairi.blogspot.com/

Monday, February 11, 2008

Matlamat Hidup Berjemaah...

Salam Mujahid...

Hampir 2 bulan saya tidak buat posting. Kadang-kala sikap malas menguasai diri untuk berbuat kebaikan, padahal dalam keadaan sedar tahu yang ia merupakan tanggungjawab setiap individu muslim. Walau bagaimanapun, alhamdulillah, saya diberi kekuatan untuk berkongsi ilmu dengan sahabat2. Sebenarnya, saya terfikir....selama beberapa tahun memahami Islam yang syumul ini, sudah jelas juga matlamat yang ingin dicapai, tetapi timbul persoalan, adakah aku telah melepasi matlamat pertama hidup berjemaah...apa dia? Iaitu dalam usaha membentuk Peribadi Muslim... Saya teringat dalam satu perjumpaan dengan seorang abang dari K.Kinabalu. Dia menerangkan bahawa matlamat hidup berjemaah ini ada lima. Pertama untuk membentuk Individu Muslim. Kedua, membentuk Keluarga Muslim. Ketiga, membentuk Masyarakat Muslim. Keempat, membentuk sebuah Negara Islam. Dan yang kelima, mewujudkan kembali Daulah islamiyyah yang telah tersungkur sejak hampir 84 tahun yang lalu..Memang inilah matlamat kita hidup berjemaah. namun dalam Risalah Taalim,Imam Hassan al-Banna menggariskan 7 matlamat...

Lima matlamat ini amat jelas dan amat mudah difahami oleh insan biasa. Namun memerlukan perlaksanaan yang serius. Daulah Islamiyyah yang diidam-idamkan tidak akan menjadi realiti selagi mana tidak terbentuk individu-individu yang mempunyai semangat jihad yang tinggi. Para pejuang Islam yang ikhlas amat-amat diperlukan sebagai pendukung gerakan Islam yang benar. Tidak guna sistem yang cantik, teratur dan mempunyai pimpinan yang hebat, jikalau tanpa petugas, penggerak atau para amilin yang punyai semangat jihad yang tinggi, berilmu pengetahuan yang mantap, dan tidak mudah berputus asa atas segala mehnah dan tribulasi yang melanda. Memang senang untuk diperkatakan tentang mehnah dan tribulasi, namun sebagai petugas Islam, kita tidak dapat lari dari berhadapan dengannya. Tambahan pula, dalam konteks sebagai mahasiswa, kita berhadapan dengan cabaran seperti masalah kewangan, 'assignment' atau akademik secara umumnya, ukhwah dikalangan sahabat, muslimat, halangan keluarga dan juga kecelaruan dari segi penetapan matlamat diri dan hidup berjemaah. Semua cabaran ini, pasti akan dihadapi oleh seseorang individu yang dipilihNya untuk ditangani dengan penuh hikmah dan bijaksana. Sedar atau tidak, ujian-ujian tersebut sebenarnya akan mematangkan kita agar lebih bersedia menghadapi hari-hari mendatang. Dengan syarat,kita hadapinya de3ngan penuh tabah dan mengharap petunjukNya.

Kembali kepada matlamat pertama tadi iaitu membentuk Individu Muslim. dalam proses membentuk individu muslim, seseorang daie perlu tahu, apa yang sebenarnya hendak digilap agar menjadi seorang individu muslim yang diredhaiNya. Pertama sekali dari segi aturan masa, adakah telah digunakan semaksima mungkin untuk agama Allah? Kehidupan mahasiswa yang memegang panji agama Allah adalah berbeza dengan mahasiswa biasa. Ia memerlukan strategi lain daripada mahasiswa biasa dalam konteks akademik dan cara hidup. Pergantungan dan keyakinan pada Allah mengatasi segala-galanya. Pengurusan masa yang teratur amat perlu dalam kehidupan sebagai mahasiswa mujahid. Selain itu, kemahiran-kemahiran atau dewasa kini disebut 'softskill' perlu digilap untuik memastikan dakwah yang didukung dapat disampaikan dengan jayanya. Kemahiran berorganisasi, berpidato, menulis, dan berdebat perlu dipelajari oleh setiap mahasiswa yang bergelar mujahidin. Sikap berlapang dada perlu ada agar kita tidak merasa tertekan dengan sikap mad'u yang masih belum menerima hidayah,juga dalam berhadapan dengan kerenah sahabat-sahabat. Ini bagi memastikan agar kita sentiasa beringat bahawa kita hanya berusaha dan hanya Allah yang berhak memberikan hidayah. Satu lagi perkara pokok bagi seorang mahasiswa mujahid perlu ada ialah sikap minat membaca. Ini perlu ditanam dalam diri para mujahid muda pada hari ini. Ilmu amat penting dalam berdakwah. Isu-isu semasa perlu diketahui oleh para mujahid muda, berkaitan dengan prihal politik dalam dan luar negara, nasib umat islam, dan keadaan semasa gerakan-gerakan Islam di luar sana. Juga tidak lupa pencapaian-pencapaian gerakan Islam dalam usaha mereka merealitikan Islam dalam kehidupan manusia. Isu-isu ini kemudiannya perlulah dikongsikan bersama dengan sahabat-sahabat sama ada di dalam usrah atau sebarang perjumpaan. Pendek kata, seorang Individu muslim haruslah 'alert' dengan isu-isu semasa masyarakat dalam dan luar negara, pandai mengatur masa, tidak mengenepikan akademik sebagai kewjipan menuntut ilmu agar Islam dapat dibela pada masa akan datang, juga pandai berorganisasi, amanah dalam melakukan tugas dan banyak lagi aspek-aspek positif yang diperlukan oleh seorang da'ie. Ini semua perlu dipelajari dengan bersungguh-sungguh selama mana masih berada dikampus. Walau bagaimanapun, ia tidak terhenti dikampus, malah akan berkesinambungan hingga ke akhir hayat dalam usaha memperbaiki diri.

mungkin setakat itu dahulu untuk masa ini...ia hanyalah sedikit perkongsian ilmu dan sedikit coretan pengalaman yang tidak seberapa. yang baik jadikan ikutan dan yang tidak baik, jadikan iktibar...Redha Allah jua yang kita cari.....